Warm Booting: Pengertian dan Prosesnya

Warm booting adalah istilah yang mungkin jarang diketahui orang. Pada artikel kali ini Teknovidia akan membahas apa itu warm booting.

Komputer merupakan perangkat yang penggunaannya sangat umum dewasa ini. Komputer dapat digunakan untuk berbagai keperluan.

Mulai dari hal yang sederhana untuk keperluan pribadi, atau pun hal yang sangat kompleks untuk kepentingan umum. Di dalam dunia komputer sering kita jumpai berbagai istilah, baik isitilah yang jarang kita dengar atau pun istilah yang sangat sering kita temui.

Warm Booting, Anda mungkin pernah mendengar istilah ini. Namun, apa itu pengertian dari warm booting?

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang warm booting, terlebih dahulu kita akan membahas pengertian dari istilah booting itu sendiri.

Proses booting pada komputer merupakan proses yang sangat penting. Proses booting merupakan langkah awal yang dilakukan sistem sebelum komputer dapat dioperasikan.

Secara sederhana, booting adalah proses yang dilakukan saat menghidupkan komputer dari awal sampai dengan komputer siap digunakan oleh penggunanya.

Proses ini juga mengacu pada saat register proses yang diatur kosong dan status mikroprosesor yang juga diatur untuk menata ulang kembali.

Proses booting melewati proses startup dari ROM yang dilanjutkan dengan proses yang diambail alih oleh sistem operasi.

Proses booting indentik dengan Basic Input Output Memory atau BIOS. BIOS merupakan suatu kode software yang telah tertanam pada sistem di dalam komputer.

Pengertian Warm Booting

Secara umum booting adalah proses yang dilakukan saat menghidupkan komputer sampai komputer siap digunakan. Namun, perlu Anda ketahui terdapat berbagai istilah untuk berbagai jenis booting. Di antaranya adalah warm booting, cold booting, hard booting dan lainnya.

Warm booting adalah proses yang dilakukan untuk menghidupkan komputer kembali, dimana saat komputer tersebut memang telah berada dalam keadaan hidup dan aktif. Atau dengan kata lain menghidupkan ulang komputer. Warm booting lebih sering dikenal dengan sebutan restart. Hal ini sesuai dengan istilahnya, warm yang berarti hangat.

Tujuan dari proses warm booting adalah untuk mengulang kembali proses. Memulai lagi atau menghidupkan komputer dari awal.

Ini bisa dilakukan apabila terjadi beberapa gangguan, seperti crash pada suatu program, hendak melakukan restart pasca melakukan instalasi program, atau misalnya hanya sekedar hendak memulai ulang lagi sistem pada komputer.

Program crash yang membutuhkan warm booting. Sumber: Windows 10 Forums

Umumnya proses warm booting yang kita lakukan adalah saat komputer mengalami kondisi Not Responding. Sehingga, seringkali kita menghidupkan ulang komputer tersebut.

Langkah-langkah pada Proses Warm Booting

Proses yang dilakukan untuk melakukan warm booting pada komputer sama halnya seperti Anda melakukan restart pada komputer.

Pada sistem operasi Microsoft Windows misalnya, proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan menu restart atau dengan menekan kombinasi ctrl+alt+del pada keyboard. Namun, untuk penggunaan hardware lainnya, proses ini dapat dilakukan dengan menekan tombol reset pada CPU.

Tekan tombol ctrl+alt+del secara bersamaan untuk melakukan warm booting. Gambar: sott.net

Saat sistem mendapatkan sinyal untuk melakukan warm booting, proses yang dilakukan sangatlah cepat. Faktanya, ada banyak langkah yang dilewati dan dilakukan oleh sistem pada proses ini. Berikut ini penjelasan proses yang terjadi pada saat warm booting:

  • Saat telah dipilih opsi restart atau reset pada komputer, sistem akan mengembalikan komputer kembali ke kondisi awal, layaknya baru dihidupkan. Proses yang terjadi kemudian, power supply yang telah dialiri listrik dengan sempurna akan mengirimkan sinyal ke chip yang ada di motherboard bahwa komputer telah siap dinyalakan.
  • Kemudian, Basic Input Output Memory ROM, atau disingkat dengan BIOS, akan mengeluarkan program BOOT yang akan dicek dan dilihat oleh prosessor yang ada di dalam komputer untuk mempersiapkan tahapan berikutnya.
  • Selanjutnya, BIOS ROM akan menjalankan program BOOT. Saat terjadi kesalahan pada proses BOOT maka BIOS memberikan sinyal POST error misalnya kode berupa suara beep. Proses berikutnya tidak akan dilanjutkan sampai masalah diperbaiki.
  • BIOS yang ada pada VGA card akan melakukan identifikasi keadaan VGA yang diiringi dengan melakukan pengecekan.
  • Kemudian, BIOS utama melakukan pencarian pada hardware yang menggunakan BIOS. Dalam proses ini juga dilakukan pemeriksaan apakah ada perangkat yang memiliki BIOS tersendiri. Apabila memiliki BIOS, maka akan dieksekusi.
  • Selanjutnya BIOS akan menampilkan layar startup pada monitor yang menandakan komputer sudah masuk pada kondisi startup. Kemudian, dilakukan pengujian pada keadaan untuk mengetahui apakah terdapat kendala atau masalah pada RAM.
  • Kemudian, dilanjutkan dengan pengujian dan pencarian pada hardware yang terhubung langsung pada komputer. Termasuk plug and play BIOS yang akan membuat BIOS membaca konfigurasi perangkat hardware plug and play secara otomatis. Perangkat plug and play yang dimaksud seperti: USB keyborad, mouse, printer, dan sejenisnya.
  • BIOS akan menampilkan informasi konfigurasi yang telah dilakukan. Apabila proses yang dilakukan telah selesai, maka akan dilanjutkan dengan proses berikutnya.
  • Kemudian masuk pada proses BOOT drive, yakni BIOS mencari drive untuk melakukan proses boot seperti yang telah diatur pada boot sequence. Kemudian, BIOS mencari dan mengeksekusi first boot device yang dalam urutan yang memiliki master boot record atau MBR. Baik yang ada di hard drive komputer, floppy disk, atau pun CD yang terhubung dengan perangkat.
  • Saat semua telah selesai, maka masuk pada proses yang ada pada sistem operasi yang terdapat pada drive yang sebelumnya diperiksa. Proses ini tidak akan berjalan jika BIOS tidak menemukan BOOT table hardware pada drive yang diperiksa. Namun, saat semua sudah berjalan sebagaimana mestinya, maka proses booting telah berhasil.
Semua masalah komputer selesai dengan reboot? Gambar: Dilbert Comics on Pinterest

Jenis-Jenis Booting Lainnya

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa terdapat berbagai istilah untuk berbagai jenis booting. Selain dari warm booting yang sudah diuraikan terdapat jenis booting yang lainnya. Jenis-jenis yang dimaksud adalah:

  • Cold Boot, proses cold boot adalah proses mengaktifkan komputer yang sebelumnya dalam keadaan mati atau dingin.
  • Hard Boot adalah proses booting yang dilakukan oleh pengguna secara paksa. Proses ini umumnya dilakukan saat sistem operasi komputer yang tidak memberikan respon.
  • Reboot adalah proses mengulang sistem operasi komputer dari awal lagi. Biasanya proses ini dilakukan saat sistem operasi memberikan reaksi yang lambat atau tidak bereaksi pada jangka waktu yang lama.
  • Soft Booting adalah proses yang dilakukan dan dikendalikan dengan menggunakan sistem operasi itu sendiri.

Proses pada warm booting adalah bentuk inisiasi oleh sistem operasi pada komputer. Sistem yang direset pada proses ini tidaklah lengkap. Hal ini berbeda dengan cold booting. Pada proses cold booting reset sistem dilakukan dengan lengkap.

Pada proses booting ini, jika tidak ada masalah pada sistem maka langkahnya sangat cepat. Proses yang panjang di atas hanya akan diproses dalam hitungan detik saja. Apalagi saat hard drive Anda menggunakan SSD jenis NVME, proses booting dieksekusi jauh lebih cepat.

Leave a Comment

error: This content is protected by DMCA