Sistem Informasi Geografis adalah sebuah sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja dengan menggunakan data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Dalam Bahasa Inggris, Sistem Informasi Geografis disebut dengan Geographic Information System.
Sistem ini mendokumentasikan, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data yang secara spasial yang mereferensikan kondisi bumi. Teknologi ini mengintegrasikan database dengan kemampuan visualisasi dan analisis yang unik untuk tujuan pemetaan.
Dengan kemampuan tersebut, SIG berfungsi untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang terjadi di permukaan bumi.
Menurut riset dari Allied Market Research, pasar global SIG diperkirakan mencapai $7,6 miliar pada tahun 2025 dari $3,24 miliar pada tahun 2017. Diikuti dengan pertumbuhan CAGR sebesar 11,8% dari tahun 2018 ke 2025.
Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)
Sistem Informasi Geografis berasal dari gabungan tiga kata, yaitu Sistem, Informasi, dan Geografis. Dari ketiganya, dapat dipahami bahwa Sistem Informasi Geografis adalah penggunaan sistem berisi informasi mengenai kondisi bumi dalam sudut pandang keruangan.
Apakah Anda pernah mendengar istilah penginderaan jauh? Penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah dua hal yang berkaitan erat. SIG merupakan sistem khusus untuk mengolah database yang berisi data referensi geografis dan memiliki informasi spasial. Data yang tersimpan di SIG banyak diperoleh dari citra penginderaan jauh yang diolah dengan menjadi informasi yang diinginkan.
Fungsi Sistem Informasi Geografis
SIG memiliki beberapa fungsi, di antaranya.
1. SIG untuk Inventarisasi Sumber Daya Alam
- Untuk mengetahui persebaran berbagai SDA, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi, dan barang tambang lainnya.
- Untuk mengetahui kawasan lahan potensial dan lahan kritis.
- Untuk mengetahui kawasan lahan pertanian dan perkebunan.
- Untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan.
- Untuk memantau daerah pasang surut guna mengembangkan lokasi pertanian atau kepentingan lain.
- Untuk memetakan kesuburan tanah yang diperlukan dalam usaha pertanian.
2. SIG untuk Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan dengan memanfaatkan SIG dapat dilakukan melalui analisis peta tematik. Dengan analisis ini, kita dapat mengetahui kemampuan lahan. Sebagai contoh, perencanaan pembangunan terminal bus dapat memanfaatkan peta jaringan jalan, peta tata guna lahan, peta kepadatan penduduk, peta trayek angkutan, maupun peta harga tanah.
3. SIG untuk Perencanaan Ruang
SIG bermanfaat sekali untuk perencanaan suatu wilayah. Seperti pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan. SIG juga digunakan untuk mengetahui persebaran penduduk, persebaran penggunaan lahan, baik untuk pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, maupun rumah sakit. Seluruhnya dapat dilakukan menggunakan SIG.
4. SIG untuk Perencanaan Transportasi
Dalam bidang transportasi, pemetaan SIG digunakan untuk menginventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian rute alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, serta analisis kawasan rawan kemacetan dan kecelakaan.
5. SIG untuk Mitigasi Bencana
SIG dalam mitigasi bencana dapat digunakan untuk menentukan wilayah yang menjadi prioritas utama penanggulangan bencana. SIG juga digunakan untuk mengidentifikasi sumber bencana, menentukan lokasi sebagai tempat evakuasi, mengidentifikasi luas area yang terkena bencana, dan lain sebagainya.
Komponen Sistem Informasi Geografis
Terdapat tiga komponen penting dalam SIG, yaitu:
1. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat ini berupa perlengkapan pendukung kerja SIG, seperti CPU, monitor, printer, digitizer, scanner, plotter, CD rom, VDU, dan flashdisk. Bagian-bagian perangkat keras beserta fungsinya yaitu.
CPU (Central Processing Unit) – Perangkat utama komputer untuk pemrosesan semua instruksi dan program.
VDU (Visual Display Unit) – Komponen yang digunakan sebagai layar monitor untuk menampilkan hasil pemrosesan CPU.
Disk Drive – Bagian CPU untuk menghidupkan suatu program.
Tape Drive – Bagian dari CPU yang menyimpan data hasil pemrosesan.
Digitizer – Alat untuk mengubah data teristris menjadi data digital (digitasi).
Printer – Alat untuk mencetak data maupun peta dalam ukuran relatif kecil.
Plotter – Berfungsi seperti printer, digunakan untuk mencetak peta tetapi keluarannya lebih lebar.
2. Perangkat Lunak (Software)
Komponen SIG yang berupa program-program pendukung kerja SIG seperti input data, proses data, dan output data.
3. Manusia (User / Brainware)
Pelaksana yang bertanggung jawab dalam pengumpulan, proses, analisis, dan publikasi data geografis. Komponen brainware-lah yang mengolah data hasil lapangan untuk selanjutnya diproses atau di-digitasi menjadi sebuah peta yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu sesuai dengan fungsinya.
Tahapan Kerja Sistem Informasi Geografis
Berikut tahapan kerja SIG sampai dengan menjadi peta digital, antara lain:
1. Tahap Masukan (Input)
Tahap pertama dalam tahapan kerja SIG adalah tahap masukan (input). Tahapan input ini terdiri dari sumber data dan proses memasukkan data. Sumber data meliputi.
- Data Penginderaan Jauh seperti citra, baik citra foto maupun citra non-foto, data foto udara, dan citra satelit.
- Data Teristris atau data dari lapangan seperti data pH tanah, salinitas air, curah hujan, persebaran penduduk, data pasien positif Covid, dan lain sebagainya. Data teristris ini bisa disajikan dalam bentuk peta, tabel, grafik, atau hasil perhitungan saja.
- Data Peta biasanya sudah dalam bentuk peta digital. Ada data spasial sungai, jalan, tata guna lahan, dan lain sebagainya. Kita tinggal input saja sesuai dengan keperluan pembuatan.
2. Proses Pemasukan Data
Ada dua jenis data yang bisa di-input dalam SIG yaitu:
Data Spasial – Data spasial adalah data atau informasi yang memiliki referensi atau koordinat geografis. Cara memasukkan data spasial ke dalam sistem SIG dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu digitasi dan penyiaman (scanning).
Data Atribut – Data atribut adalah data yang memberikan penjelasan mengenai setiap objek, fenomena, atau informasi yang ada di permukaan bumi. Data atribut suatu objek dapat berupa data kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif adalah data hasil pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk deskriptif yang diperoleh dari pengisian angket, wawancara, dan tanya jawab. Data kualitatif contohnya peta tata guna lahan, seperti data pemukiman, sawah, kawasan industri, tegalan, dan lain sebagainya.
Sedangkan data kuantitatif adalah data hasil pengamatan yang dinyatakan dalam bilangan. Data kuantitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan nilai objek.
3. Tahap Pengolahan
Setelah mengumpulkan data-data dari berbagai sumber dan data tersebut sudah diinput pada SIG, barulah memulai tahap pengolahan data. Tahap pengolahan data ini meliputi manipulasi dan analisis data seperti membuat basis data baru, menghapus basis data, mengedit data, mengisi, dan menyisipkan data ke dalam tabel.
4. Tahap Keluaran (Output)
Penyajian data SIG dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yaitu hardcopy, softcopy, dan bentuk elektronik (bentuk biner).
Analisis Data Sistem Informasi Geografis
Analisis SIG dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan pengguna data seperti analisis klasifikasi, overlay, networking, buffering, dan tiga dimensi.
1. Analisis Klasifikasi
Analisis klasifikasi adalah suatu proses mengelompokkan data keruangan (spasial). Contohnya, klasifikasi pola tata guna lahan untuk permukiman, pertanian, perkebunan, atau hutan berdasarkan analisis data.
2. Analisis Overlay
Analisis overlay adalah proses untuk menganalisis dan mengintegrasikan (tumpang tindih) dua atau lebih data keruangan yang berbeda. Contohnya, analisis daerah rawan erosi dengan menggabungkan data ketinggian, jenis tanah, dan kadar air.
3. Analisis Networking
Analisis ini bertitik tolak pada jaringan yang terdiri dari garis-garis dan titik-titik yang saling terhubung. Analisis networking seringkali dipakai dalam sistem jaringan telepon, kabel listrik, pipa minyak atau gas, maupun pipa air minum atau saluran pembuangan.
4. Analisis Buffering
Analisis ini menghasilkan penyangga berbentuk lingkaran atau poligon yang meliputi suatu objek sebagai pusatnya. Dengan menggunakan analisis buffering, kita bisa mengetahui berapa parameter objek dan luas wilayahnya.
5. Analisis Tiga Dimensi
Analisis ini digunakan untuk memudahkan pemahaman karena data divisualisasikan dalam bentuk tiga dimensi. Penerapannya bisa digunakan untuk menganalisis daerah yang rawan terkena bencana.
Penerapan dan Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital.
Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non-spasial, sehingga para penggunanya dapat membuat peta dan menganalisis informasinya dengan berbagai cara. Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa perlu menggunakan SIG, yaitu:
- SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintegrasi.
- SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data.
- SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi ke dalam beberapa layer atau coverage data spasial.
- SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atributnya.
- Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif.
- SIG dengan mudah menghasilkan peta tematik.
- SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang spasial dan geoinformatika.
- Posisi GIS dengan segala kelebihannya, semakin lama semakin berkembang, bertambah, dan bervariasi. Pemanfaatan GIS semakin meluas meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu kesehatan, ilmu ekonomi, ilmu lingkungan, ilmu pertanian, militer, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa penerapan Sistem Informasi Geografis.
1. Pengelolaan Fasilitas
Peta skala besar, network analysis, biasanya digunakan untuk pengelolaan fasilitas kota. Contoh penerapannya adalah penempatan pipa dan kabel bawah tanah, perencanaan fasilitas perawatan, dan pelayanan jaringan telekomunikasi.
2. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Untuk tujuan ini pada umumnya digunakan citra satelit, citra Landsat yang digabungkan dengan foto udara, dengan teknik overlay. Contoh penerapannya adalah studi kelayakan untuk tanaman pertanian, pengelolaan hutan, dan analisis dampak lingkungan.
3. Bidang Transportasi
Untuk fungsi ini, digunakanlah peta skala besar dan menengah, serta analisis keruangan. Terutama untuk manajemen transit perencanaan rute, pengiriman teknisi, analisis pelayanan, penanganan pemasaran, dan sebagainya.
4. Jaringan Telekomunikasi
SIG digunakan untuk memetakan Sentral MDF (Main Distribution Poin), kabel primer, rumah kabel, kabel sekunder, daerah catu langsung, dan seterusnya sampai ke pelanggan. Dengan SIG kerusakan yang terjadi dapat segera diketahui.
5. Sistem Informasi Lahan
Untuk keperluan ini yang digunakan adalah peta kadaster skala besar atau peta persil tanah, dan analisis keruangan untuk informasi kadastral pajak.
Berbagai fungsi dan manfaat dari Sistem Informasi Geografis, kelengkapan komponen, analisis yang tepat, serta penerapannya akan sangat bermanfaat bagi kehidupan.