Hitachi akan mengarahkan struktur perusahaan untuk fokus garap sektor digital, inovasi, dan lingkungan.
Dilansir dari laman zdnet.com, Kamis (3/2), struktur manajemen Hitachi akan disederhanakan untuk memasukkan sistem dan layanan digital, energi dan mobilitas hijau, serta industri penghubung.
Mempercepat pertumbuhan lewat sektor digital, inovasi, dan lingkungan merupakan agenda utama Hitachi, yang juga telah mengumumkan rencana untuk merestrukturisasi bisnisnya.
Perubahan yang berlaku efektif mulai 1 April tersebut, akan menyederhanakan struktur manajemennya berdasarkan tiga sektor. Pertama, sistem dan layanan digital. Kedua, energi dan mobilitas hijau. Dan yang terakhir ialah sektor industri penghubung, sambil juga tetap mempertahankan struktur unit bisnisnya saat ini.
Berdasarkan rencana tersebut, Hitachi Global Digital Holdings yang berbasis di AS dan merupakan perusahaan induk yang mengawasi Hitachi Vantara dan Hitachi Consulting, bakal diubah namanya menjadi Hitachi Digital, dan akan bertanggung jawab untuk menerapkan strategi digital global di seluruh Grup Hitachi.
Pada saat yang sama, CEO dan Pimpinan Hitachi Digital Toshiaki Tokunaga saat ini, juga bakal mengambil peran sebagai ketua unit sistem dan layanan digital. Sedangkan Jun Taniguchi, yang merupakan presiden Hitachi Global Life Solutions saat ini, akan ditunjuk sebagai CEO.
Sementara itu, CEO GlobalLogic, Shashank Samant, akan menjabat sebagai penasihat eksekutif untuk Tokunaga dan mendukung strategi bisnis digital Hitachi Group secara keseluruhan.
Adapun CEO Hitachi Vantara Gajen Kandiah akan merangkap jabatan sebagai chief digital transformation officer dari bisnis sistem digital dan bisnis layanan digital.
“Dia (Kandiah-red), akan menerapkan wawasan tentang cloud dan aplikasi data, yang merupakan kekuatan inti Hitachi Vantara, guna memperluas bisnis layanan Grup Hitachi, dan untuk mengubah grup secara keseluruhan menjadi penyedia solusi digital kelas dunia,” ujar juru bicara perusahaan.
Dalam rangka mencapai tujuan inovasinya, Hitachi mengatakan bahwa divisi investasi masa depan dan kantor venturing perusahaan, akan digabungkan guna membentuk divisi strategi pertumbuhan, dengan presiden Keiji Kojima merangkap posisi sebagai manajer umum.
“Divisi ini akan menjalin hubungan erat dengan grup R&D, perusahaan startup, dan entitas-entitas lain, guna melakukan investasi strategis untuk menghasilkan inovasi melalui teknologi dan model bisnis baru, yang akan memimpin tahap pertumbuhan berikutnya untuk Hitachi,” ungkap Hitachi.
Perubahan lainnya, adalah pengangkatan Lorena Dellagiovanna ke posisi yang baru dibuat, yakni sebagai chief sustainability officer. Namun itu dijabat Dellagiovanna, sambil merangkap posisi sebagai kepala lingkungan.
Dan SVP CFO saat ini Yoshihiko Kawamura ditunjuk sebagai EVP serta memegang posisi baru sebagai kepala manajemen risiko.
Perubahan terbaru ini mengikuti raksasa Jepang yang minggu lalu mengumumkan bahwa mereka akan mendirikan Hitachi Automation guna mempercepat posisinya dalam bisnis integrasi sistem robot di Jepang dan negara-negara ASEAN.
Hitachi Automation, akan berada di bawah unit bisnis industri dan distribusi Hitachi, ditambah bisnis integrasi sistem robotik yang melibatkan jalur perakitan dan konveyor untuk semua jenis produsen, yang akan dialihkan dari Hitachi Industrial Equipment Systems, anak perusahaan Hitachi, ke KEC Corporation, sebuah Anak perusahaan Hitachi Industrial Equipment Systems, yang menangani integrasi sistem robotik terutama untuk industri otomotif.
“Kebutuhan otomatisasi telah meningkat pesat di industri manufaktur karena kurangnya tenaga kerja, pensiunnya pekerja terampil, dan penurunan insinyur produksi. Dengan latar belakang ini, Hitachi akan fokus pada penguatan bisnis SI robotiknya melalui merger dan akuisisi di Jepang dan di AS selama beberapa tahun terakhir,” kata CEO industri dan distribusi Hitachi, Kazunobu Morita.
“Saya yakin Hitachi Automation, yang akan didirikan dengan menata ulang dan mengintegrasikan sumber daya grup, akan berkontribusi pada solusi atas masalah yang dihadapi pelanggan di industri manufaktur Jepang dan negara-negara ASEAN”, pungkasnya.
Baca juga Pertama Dalam Sejarah, Meta Terima Tuntutan Pidana