Sama seperti profesi lainnya, seorang software developer juga perlu memikirkan cara mendapatkan passive income sebagai penghasilan tambahan. Selain menjadi penghasilan tambahan, passive income juga dapat menjadi aset berharga buat kamu software developer saat memasuki masa pensiun nanti.
Dengan passive income, kamu tetap dapat menghasilkan uang meskipun tidak aktif lagi bekerja. Ada banyak cara untuk mendapatkan passive income. Namun, pada artikel kali ini mari kita bahas cara mendapatkan passive income khusus untuk software developer.
Apa itu Passive Income
Passive Income, jika diartikan dalam Bahasa Indonesia berarti pendapatan pasif. Pasif di sini maksudnya adalah kamu bisa tetap menghasilkan uang tanpa harus melakukan pekerjaan (aktif).
Jika kamu saat ini masih aktif bekerja, passive income dapat menjadi tambahan penghasilan yang lumayan. Ketika kamu tidak lagi bekerja, waktu yang ada dapat digunakan untuk meningkatkan skala pendapatan aset passive income kamu. Sehingga hasil yang diperoleh bisa sama atau bahkan melebihi gaji bulanan.
Untuk mendapatkan passive income, kamu perlu memiliki aset yang dapat terus menghasilkan uang. Aset ini perlu dibangun, bisa dengan menggunakan uang atau membangunnya sendiri. Jika memilih untuk membangun aset tersebut sendiri, passive income sebenarnya tidak benar-benar ‘pasif’. Kamu perlu bekerja secara aktif membangun asetnya terlebih dahulu, untuk menghasilkan passive income di kemudian hari.
Sebagai contoh, saat ini banyak yang membuat konten YouTube untuk mendapatkan passive income. Namun, untuk memperoleh uang dari kanal tersebut, kamu perlu membuat videonya terlebih dahulu. Membuat video adalah pekerjaan aktif, produknya (video) adalah aset passive income. Kamu perlu rutin dalam membangun aset agar memperoleh passive income yang signifikan.
Cara Mendapatkan Passive Income untuk Software Developer
1. Membuat Software-as-a-Service (SaaS)
Sebagai seorang software developer yang sehari-harinya adalah membuat software, maka cara pertama yang cocok adalah membuat produk software sendiri. Saat ini, software yang banyak ditawarkan adalah software-as-a-service (SaaS). Kamu bisa memperoleh passive income bulanan dari pengguna yang berlangganan SaaS.
Untuk membuat produk SaaS ini, setidaknya membutuhkan 300-500 jam kerja (2-3 bulan kerja full time) sampai siap dipasarkan. Setelah diluncurkan, kamu juga perlu usaha untuk mendapatkan pelanggan. Aktivitas pemasaran dan penjualan dapat diotomatisasi dengan iklan atau strategi digital marketing lainnya.
2. Menjual Source Code
Jika membuat SaaS membutuhkan usaha untuk mempersiapkan produk siap pakai dan pemasaran, maka menjual source code adalah cara yang lebih mudah. Cara mendapatkan passive income ini, tidak seberat membuat SaaS. Kamu hanya perlu membuat aplikasi kecil untuk dipelajari oleh siswa, atau menulis library untuk digunakan ulang oleh software developer lain.
Jika dilihat dari harga jualnya, memang tidak jauh berbeda dengan membuat SaaS. Yang membedakan adalah, recurring revenue – pendapatan berulang. Menjual SaaS membuat kamu bisa mendapatkan passive income yang lebih terukur, tergantung jumlah pengguna yang berlangganan. Sedangkan menjual source code, jual putus.
Kamu bisa menjual source code secara langsung maupun melalui marketplace, seperti PHPMU, CodeCanyon, Hot Scripts, dan lain-lain.
3. Membuat Blog
Bagi kamu para software developer yang hobi menulis artikel, membuat blog adalah cara mendapatkan passive income terbaik. Sambil menyalurkan hobi, sambil mendulang pendapatan tambahan.
Blog bisa menghasilkan uang dengan cara memasang iklan seperti Google AdSense, atau dengan affiliate marketing. Kedua cara ini yang banyak digunakan untuk monetisasi blog. Kamu perlu memproduksi artikel secara rutin. Dengan semakin banyak artikel, pembaca blog kamu akan semakin banyak. Pengunjung yang banyak berpotensi mendatangkan uang yang lebih banyak.
Salah satu referensi belajar terbaik bagaimana cara membuat blog adalah website Niagahoster. Mereka memberikan panduan yang lengkap, mulai dari instalasi, peluncuran, SEO, dan monetisasinya.
4. Membuat Video Pembelajaran
Cara mendapatkan passive income untuk software developer berikutnya adalah membuat video pembelajaran. Cara ini cocok buat kamu yang memiliki passion dalam mengajar. Ada dua cara untuk menghasilkan passive income dari video pembelajaran ini.
Yang pertama adalah menjualnya di marketplace pembelajaran online, seperti Udemy dan Arkademi. Jika menjual di marketplace, kamu perlu membuat video pembelajaran dengan kurikulum yang runut.
Cara yang kedua adalah mengunggahnya di kanal YouTube. Dengan cara ini, kamu bisa merilisnya begitu satu video selesai dibuat. Tidak perlu membuat satu kurikulum terlebih dahulu. Melalui kanal YouTube, video kamu bisa menghasilkan uang dengan cara memasang iklan.
5. Membuat Konten YouTube
Cara ini hampir sama dengan membuat video pembelajaran. Bedanya, untuk yang satu ini kamu bebas membuat konten apa pun. Tidak harus konten pembelajaran. Bahkan tidak harus berkaitan dengan IT. Kamu bisa membuat konten dengan topik yang kamu sukai.
Membangun aset melalui kanal YouTube tidaklah mudah. Membutuhkan ketekunan dan kerja keras hingga menghasilkan passive income yang lumayan. Kamu bisa memasang iklan Google AdSense maupun menerima pemasangan iklan dari brand-brand ternama.
6. Menulis Buku atau E-Book
Selaras dengan membuat blog, menulis buku atau e-book adalah cara berikutnya dalam mendapatkan passive income. Setelah membuat blog, kamu bisa mengumpulkan artikel-artikel dengan topik yang sama dan menyusunnya menjadi sebuah buku. Cara ini yang digunakan oleh blog Dunia Ilkom. Hingga tulisan ini dibuat, penulis Dunia Ilkom sudah meluncurkan 9 buku pemrograman: HTML, CSS, PHP, MySQL, Javascript, Bootstrap, OOP pada PHP, Laravel, dan React.
Jika monetisasi blog mengandalkan iklan dan kerjasama affiliate, dengan menulis buku atau e-book kamu bisa menjualnya secara langsung. Menjualnya pun bisa melalui penerbit maupun jual sendiri. Ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penerbit memiliki jaringan distribusi yang luas, namun ada komisi untuk mereka. Jika menjualnya sendiri, kamu bebas menentukan harga jual dan tidak ada potongan. Namun, perlu kerja keras untuk menjual lebih banyak.
7. Berinvestasi di Instrumen Keuangan: Deposito, Reksadana, Saham, atau Mata Uang Crypto
Cara yang terakhir tidak berkaitan dengan dunia IT, dan banyak dipraktikkan oleh profesional di bidang lain, yaitu berinvestasi di instrumen keuangan. Dengan cara ini kamu hanya perlu uang sebagai aset passive income.
Besarnya pendapatan bergantung dari tingkat risiko instrumen investasinya. Deposito dengan risiko terkecil, memberikan 3-5% per tahun. Artinya, jika berinvestasi Rp10 juta, dalam setahun kamu memperoleh hasil Rp300-Rp500 ribu. Potensi ROI reksadana sebesar 13-15% setahun, dan saham bisa mencapai 20% setahun. Risiko terbesar adalah berinvestasi di mata uang Crypto. Kamu bisa melipatgandakan uang hanya dalam setahun, tapi juga berisiko besar kehilangannya.