Bagi Anda yang sehari-hari berkecimpung di industri IT dan software enterprise, tentu tidak asing dengan Gartner Magic Quadrant. Diagram Gartner Magic Quadrant ini sering dilampirkan oleh konsultan IT untuk menunjukkan bahwa produk software yang mereka rekomendasikan telah diakui oleh pasar.
Meskipun sudah banyak disebutkan oleh vendor software enterprise, ada banyak yang belum memahami apa itu Gartner Magic Quadrant. Oleh karena itu, pada artikel kali ini Teknovidia akan membahas mengenai Gartner Magic Quadrant ini. Artikel ini juga diperuntukkan bagi Anda yang baru memasuki atau tertarik mempelajari serunya dunia software enterprise. Mari kita simak.
Baca juga
- Pengalaman Menjadi Value-added Reseller (VAR) Produk Software
- 8 Partner Tableau Indonesia Terbaik
- 9 Zoom Partner Indonesia Terbaik
Apa itu Gartner Magic Quadrant?
Dikutip dari laman resmi Gartner, Gartner Magic Quadrant adalah visualisasi dari hasil riset terkait produk dan perusahaan IT, menyajikan insight pada arah penetrasi pasar, kematangan produk, dan target pasar mereka. Gartner Magic Quadrant membandingkan vendor berdasarkan kriteria dan metodologi yang ditetapkan oleh Gartner.
Setiap laporan ditampilkan dalam grafik Magic Quadrant, sebuah matriks dua dimensi yang mengelompokkan vendor IT berdasarkan visi mereka dan kemampaun eksekusi strategi perusahaan.
Tentang Gartner
Gartner, perusahaan yang menerbitkan Gartner Magic Quadrant setiap tahun, adalah sebuah perusahaan riset dan konsultan IT yang berbasis di Stamford, Connecticut, Amerika Serikat. Produk dan layanan Gartner adalah riset, program eksekutif, konsultasi, dan konferensi. Gartner memiliki lebih dari 12 ribu klien perusahaan dan organisasi yang berasal dari 100 negara di dunia.
Gartner didirikan oleh Gideon Gartner pada tahun 1979, dengan nama Gartner Group. Pada tahun 1980, Gartner Group diakuisisi oleh Saatchi & Saatchi, perusahaan agensi periklanan yang berbasis di London, Inggris. Pada tahun 1990, beberapa direksi mengakuisisi Gartner Group dengan dukungan dana dari Bain Capital dan Dun & Breadstreet (D&B). Nama Gartner diresmikan pada tahun 2000 agar lebih sederhana.
Dalam perjalanannya, Gartner telah mengakuisisi beberapa perusahaan untuk mendukung pengembangan bisnis mereka. Berikut ini beberapa perusahaan yang telah diakuisisi oleh Gartner:
- Real Decisions, diakuisisi pada tahun 1993. Sekarang menjadi Gartner Measurement dan Gartner Dataquest.
- Meta Group, 2005.
- AMR Research, 2010.
- Burton Group, 2010.
- Ideas International, 2012.
- Software Advice, 2014.
- Nubera, 2015. Grup yang menaungi situs GetApp, AppStorm, AppAppeal, dan CloudWork.
- Capterra, 2015.
- SCM World, 2016.
- CEB Inc, 2017.
- L2 Inc, 2017.
Cara Membaca Gartner Magic Quadrant
Gartner membagi vendor IT berdasarkan 2 kriteria: Visi dan Kemampuan Eksekusi. Visi menggambarkan seberapa inovatif perusahaan, apakah hanya mengikuti kebutuhan pasar, atau dapat menggiring pasar untuk mengikuti inovasi yang ditawarkan. Sedangkan Kemampuan Eksekusi adalah ringkasan dari kemampuan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan, seperti modal dan keuangan, riset dan pengembangan produk, kekuatan brand dan pemasaran, serta besarnya basis pelanggan.
Dari dua kriteria di atas, vendor IT dibagi ke dalam 4 kuadran, yaitu:
1. Niche Player – Kuadran ini merupakan rating terendah dalam hasil analisis Magic Quadrant. Para vendor yang berada di kuadran ini adalah mereka yang umumnya hanya menyediakan layanan untuk segmen tertentu atau melayani pasar vertikal. Selain itu, kuadran ini juga biasanya ditempati oleh vendor yang masih dalam tahap menyesuaikan produk mereka untuk kebutuhan pasar. Ada juga vendor besar yang masuk kuadran ini, mereka kesulitan dalam mengeksekusi visi mereka.
2. Visionaries – Vendor yang berada pada kuadran ini lebih canggih dan lebih besar dibandingkan Niche Player. Vendor di kuadran Visionaries sudah menawarkan inovasi produk untuk digunakan oleh perusahaan tingkat dunia. Biasanya, vendor di sini masih berbentuk perusahaan privat. Mereka masih belum cukup dalam mengakuisisi pangsa pasar atau memiliki tingkat profitabilitas yang belum berkelanjutan.
3. Challenger – Vendor pada kuadran ini siap menantang vendor yang ada di kuadran Leader. Mereka memiliki produk yang tangguh, sudah memiliki pangsa pasar, dan memiliki sumber daya yang cukup untuk tumbuh secara berkelanjutan. Modal dan keuangan bukan masalah pada kuadran ini. Mereka hanya kalah dalam besar pangsa pasar dan kekuatan brand dibandingkan kuadran Leader.
4. Leader – Kuadran tertinggi pada Gartner Magic Quadrant. Para vendor di sini tahu dengan pasti apa yang dibutuhkan oleh pasar, sehingga mampu memberikan inovasi-inovasi terbaru. Mereka memiliki pangsa pasar yang besar, brand dengan kredibilitas tinggi, dan sumber daya untuk tumbuh dengan lebih cepat. Mereka adalah vendor yang akan berusaha memberikan yang terbaik bagi para konsumen dengan menyediakan produk yang dapat diandalkan. Lebih lanjut, vendor Leader sudah memiliki basis pelanggan di lima benua, kinerja keuangan yang bagus, dan dukungan pelanggan kelas dunia.
Kritik pada Gartner Magic Quadrant
Banyak tudingan dari industri bahwa Gartner Magic Quadrant dibuat lebih banyak untuk memfasilitasi investor dan vendor besar, bukan untuk pembeli. Kritik dilayangkan karena kurang terbukanya Gartner dalam menerapkan kebijakan fee untuk para vendor yang masuk dalam kuadran. Hal ini berpotensi menimbulkan adanya konflik kepentingan. Selain itu, kriteria penilaian vendor yang masuk juga tidak terbuka.
Pada tahun 2009, Gartner menerima gugatan dari ZL Technologies, yang mempertanyakan legitimasi pengkategorian Magic Quadrant. Gartner berdalih bahwa laporan yang dibuat adalah “opini murni”, yang secara legal menyatakan bahwa Magic Quadrant tidak berdasarkan fakta. Pengadilan menolak gugatan dari ZL Technologies karena tidak memiliki keluhan yang spesifik.