Kurang lebih 18 tahun yang lalu, tepatnya bulan Juni 2004, lima kementerian Indonesia (Kemenkominfo, Kemenristek, Kemenpan-RB, Kemenkumham, dan Kemendikbud) mendeklarasikan sebuah gerakan yang disebut Indonesia Go Open Source (IGOS). Gerakan ini diinisiasi dengan tujuan meningkatkan penggunaan open source software di lingkungan pemerintah.
Banyak yang mengasosiasikan istilah open source dengan penggunaan Linux. Faktanya, perangkat lunak open source tidak hanya terbatas pada sistem operasi Linux. Ada banyak perangkat lunak open source lain seperti Mozilla Firefox, WordPress, Moodle, MikroTik, Odoo, dll.
Baca juga
Pada artikel Teknovidia kali ini, mari kita pelajari lebih jauh mengenai Free & Open Source Software. Mari kita simak bersama.
Apa itu Free & Open Source Software (FOSS)?
Free & Open Source Software (FOSS) adalah istilah gabungan dari Free Software dan Open Source Software. Dalam Bahasa Indonesia, FOSS berarti perangkat lunak bebas dan sumber terbuka.
Free dalam FOSS bukan berarti ‘gratis’, tetapi lebih tepatnya ‘bebas’. Hal ini ditegaskan oleh Richard Stallman dalam bukunya Free as in Freedom, yang memberikan definisi lebih jelas terkait Free Software. Stallman menyatakan free yang berkaitan dengan kebebasan, bukan harga (gratis).
Free Software Foundation (FSF) mensyaratkan perangkat lunak dapat disebut free software jika memenuhi “Four Essentials Freedom”, yaitu:
- Perangkat lunak bebas digunakan, untuk tujuan apapun (Freedom 0).
- Perangkat lunak bebas untuk dipelajari cara kerjanya, dan bebas diubah sesuai kebutuhan (Freedom 1).
- Perangkat lunak bebas untuk dibagikan salinannya, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak (Freedom 2).
- Perangkat lunak yang telah dimodifikasi bebas untuk dibagikan, sehingga perubahan juga dapat bermanfaat bagi lebih banyak orang (Freedom 3).
Sedangkan Open Source Software, adalah perangkat lunak yang source code-nya dapat dilihat, diubah, dan ditingkatkan oleh siapa pun. Open Source dan Free adalah dua istilah yang berbeda. Perangkat lunak open source, tidak harus selalu bersifat free. Ada juga software berbayar yang bersifat open source. Artinya, untuk menggunakan dan memperoleh source code-nya, kita harus membeli lisensinya terlebih dahulu.
Kelebihan Free & Open Source Software
Siapa yang tidak suka produk free? Salah satu keunggulan terbesar dari FOSS adalah kebebasannya. Namun, tidak hanya itu saja, ada beberapa kelebihan lain jika Anda memutuskan untuk menggunakan FOSS. Berikut di antaranya:
- Investasi yang lebih terjangkau.
- Dapat diandalkan dan selalu up-to-date.
- Fleksibel dan mudah dikustomisasi.
- Memiliki tingkat skalabilitas yang tinggi.
- Error dan bug cepat diperbaiki.
Kekurangan Free & Open Source Software
Tidak ada produk yang sempurna, begitu pula perangkat lunak FOSS. Berikut ini beberapa kekurangan dari produk FOSS:
- Banyak produk FOSS yang memiliki antarmuka ‘seadanya’.
- Keamanan yang lebih rentan.
- Kompatibilitas.
- Tidak ada dukungan dan perawatan premium.
- Tidak adanya dukungan pelanggan untuk permasalahan teknis.
Contoh Free & Open Source Software
Berikut ini beberapa contoh dari Free & Open Source Software (FOSS):
1. Sistem Operasi Linux – Linux adalah sistem operasi open source yang banyak digunakan. Sistem operasi adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk mengelola sumber daya hardware perangkat Anda, bisa komputer, laptop, HP, dan mesin lainnya. Sistem operasi Linux banyak dimodifikasi dan didistribusikan dengan brand lain, seperti Ubuntu, CentOS, Debian, dll.
2. Android – Android adalah sistem operasi mobile yang dikembangkan dari kernel Linux dan open source softwaer lainnya. Android digunakan pada HP, tablet, maupun televisi cerdas.
3. OpenOffice – OpenOffice adalah paket perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah kata, spreadsheet, presentasi, desain grafis, database, dan lainnya. Jika Anda mengenal Microsoft Office, maka OpenOffice ini adalah versi free & open source yang dikembangkan oleh Sun Microsystems.
4. Mozilla Firefox – Mozilla Firefox adalah peramban web FOSS yang dikembangkan oleh Mozilla Foundation. Mozilla Firefox menggunakan mesin penampil Gecko untuk memvisualisasikan halaman web yang Anda akses.
5. Moodle – Moodle adalah sebuah Learning Management System (LMS) yang banyak digunakan institusi pendidikan dan sekolah-sekolah dalam menghadirkan pembelajaran daring. Moodle dikembangkan dengan bahasa pemrograman PHP oleh Michael Dougiamas.
Gerakan Open Source di Indonesia
Pada bulan Juni 2004, lima kementerian Indonesia (Kemenkominfo, Kemenristek, Kemenpan-RB, Kemenkumham, dan Kemendikbud) mendeklarasikan sebuah gerakan yang disebut Indonesia Go Open Source (IGOS). Gerakan ini diinisiasi dengan tujuan meningkatkan penggunaan perangkat lunak open source di lingkungan pemerintah.
Kemudian, pada tahun 2008 diresmikan lah Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI). AOSI adalah asosiasi berbadan hukum yang menghimpun organisasi-organisasi pencinta, penggiat, pengembang, pemakai, pendidik, pelaku bisnis, dan semua pendukung gerakan open source.
Sejumlah perusahaan dan lembaga penggiat open source tercatat sebagai pendiri AOSI. Antara lain: PT IBM Indonesia, PT Sun Microsystems Indonesia, Jatis Solutions Ecom, PT Quantum Business International, PT Duta Astakona Girinda, PT Rimba Sindikasi Media, PT Multicom Persada International, Gudang Linux, PT Linuxindo Total Solusi, PT, Infolinux Media Utama, PT Nurul Fikri Cipta Inovasi, Yayasan Air Putih, One Destination Center, dan Yayasan Penggerak Linux Indonesia.
Beberapa pengembang Indonesia juga tidak kalah dalam melahirkan produk-produk open source. Berikut beberapa perangkat lunak open source yang dikembangkan oleh software developer nasional: Sistem Manajemen Perpustakaan SLIMS, Learning Management System Lentera, Sistem Informasi Sekolah SISFOKOL, SIMRS Khanza, Sistem Manajemen Desa OpenSID, dll.
SourceForge, Website Direktori Free & Open Source Software
SourceForge adalah website direktori free & open source software. Anda dapat mencari produk-produk perangkat lunak open source di sini. Selain berisi direktori perangkat lunak open source, SourceForge juga menyediakan repositori source code, bug tracking, mirroring, dokumentasi, forum, dan review untuk proyek-proyek open source. Sampai dengan September 2020, SourceForge menjadi rumah untuk 502 ribu lebih proyek open source, dengan lebih dari 3,7 juta pengguna terdaftar.
Microsoft Beralih ke Open Source
Microsoft, perusahaan software besar yang sering menjadi simbol lawan dari open source software, telah beralih dengan banyak mendukung proyek-proyek open source. Sejak tahun 1970 hingga 2000, Microsoft menganggap gerakan open source sebagai ancaman bagi bisnis mereka.
Ketika kepemimpinan Microsoft dipegang oleh Satya Nadella pada tahun 2010, mereka mulai merangkul komunitas open source. Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi cloud, embedded, dan komputasi mobile yang banyak menggunakan teknologi open source.
Microsoft mulai membuka beberapa source code mereka untuk publik, termasuk framework .NET. Mereka juga berinvestasi pada pengembangan Linux, teknologi cloud, dan beberapa organisasi, termasuk Linux Foundation dan Open Source Initiative (OSI).
Sejak tahun 2017, Microsoft menjadi perusahaan dengan kontribusi terbesar di GitHub. Dan pada tahun 2018, Microsoft mengakuisisi platform hosting proyek open source terbesar di dunia, GitHub. Hal ini mempertegas dukungan mereka pada komunitas open source.
Artikel tentang Software Bisnis Lainnya
DAFTAR ISI :
- 1 Apa itu Free & Open Source Software (FOSS)?
- 2 Kelebihan Free & Open Source Software
- 3 Kekurangan Free & Open Source Software
- 4 Contoh Free & Open Source Software
- 5 Gerakan Open Source di Indonesia
- 6 SourceForge, Website Direktori Free & Open Source Software
- 7 Microsoft Beralih ke Open Source
- 8 Artikel tentang Software Bisnis Lainnya