Bitcoin merupakan mata uang kripto atau cryptocurrency pertama sekaligus menjadi yang paling popular saat ini. Harga Bitcoin yang terus melambung tinggi dari tahun ke tahun menjadikan mata uang kripto ini sebagai aset digital yang diminati banyak orang. Harga USD IDR per tanggal 23 Juni 2022 berada pada angka Rp14.848,90.
Sementara itu, pada Desember 2021 lalu total valuasi pasar Bitcoin mencapai 913,1 USD atau 13.103 triliun IDR. Bicara mengenai Bitcoin dan mata uang kripto lainnya, tentu tidak terlepas dari blockchain. Sejak dunia cryptocurrency semakin dikenal masyarakat, semakin banyak pula yang mengenal teknologi blockchain.
Apa itu Blockchain?
Blockchain adalah sebuah teknologi yang digunakan sebagai sistem penyimpanan atau bank data secara digital dan terhubung dengan kriptografi. Penggunaan blockchain tidak terlepas dari mata uang kripto, seperti Bitcoin. Meski begitu, teknologi blockchain juga sudah banyak digunakan untuk sektor lain di luar sektor mata uang digital.
Pada awalnya, blockchain dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan terhadap sistem yang efisien, aman, dan hemat biaya untuk melakukan sekaligus mencatat transaksi keuangan. Teknologi ini mulanya digunakan untuk Bitcoin pada tahun 2009 oleh Satoshi Nakamoto. Berbeda dengan uang tradisional yang diterbitkan oleh bank sentral, mata uang digital Bitcoin tidak mempunyai otoritas sentral serta tidak ada pihak lain yang mengontrol.
Blockchain merupakan istilah yang terdiri dari dua kata, yaitu ‘block’ yang artinya ‘kelompok’ dan ‘chain’ yang artinya ‘rantai’. Penamaan dari teknologi tersebut mencerminkan bagaimana cara kerjanya. Teknologi ini memanfaatkan resource komputer untuk dapat menciptakan blok-blok yang terhubung atau chain.
Blok-blok yang terhubung ini nantinya akan digunakan untuk mengeksekusi sebuah transaksi. Dalam hal ini, blockchain dapat berjalan sendiri menggunakan algoritma komputer tanpa adanya sistem tertentu yang mengaturnya.
Cara Kerja Blockchain
Blockchain dimulai saat sebuah blok menyimpan data yang baru. Sistem ini terdiri dari dua jenis record, yaitu transaksi dan blok. Hal unik dari teknologi ini yaitu setiap blok tersebut akan berisi hash kriptografi, sehingga akan terbentuk jaringan.
Hash kriptografi sendiri berfungsi untuk mengambil data-data dari blok asalnya, lalu mengubahnya menjadi compact string. Nah, string inilah yang berperan sebagai alarm pendeteksi jika ditemukan adanya potensi sabotase.
Teknologi ini bersifat desentralisasi yang tidak memiliki satu otoritas pun dengan kendali penuh, melainkan terpecah ke semua komputer yang telah diinstal software atau perangkat lunak khusus. Para penambang Bitcoin adalah mereka yang memanfaatkan komputer khusus untuk melakukan perhitungan matematis agar dapat membuka celah blok baru pada blockchain.
Keunggulan Teknologi Blockchain
Sebagai database, blockchain berisi aneka informasi yang tersimpan dalam format digital. Informasi tersebut tergantung pada jenis penggunaan blockchain itu sendiri. Pada Bitcoin, informasi yang ada di dalam blockchain berkaitan dengan jumlah koin, detail transaksi, pemilih koin, serta penerima koin.
Artinya, blockchain berperan untuk menjaga catatan mengenai transaksi secara aman dan terdesentralisasi. Blockchain merupakan sebuah buku kas besar yang terdistribusi. Teknologi blockchain akan membuat pencatatan terjadi pada banyak komputer atau disebut dengan simpul atau nodes.
Selain itu, teknologi blockchain juga memiliki banyak sekali keunggulan lainnya. Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh teknologi ini antara lain sistem transaksi transparan, proteksi data sangat baik, cepat dan efisien, keamanan terjamin, dan memiliki sistem audit yang lebih baik.
Itulah penjelasan mengenai apa itu teknologi blockchain dan cara kerjanya. Kini, teknologi blockchain semakin dikenal dunia seiring dengan semakin populernya mata uang digital, seperti Bitcoin dan berbagai cryptocurrency lainnya.